Buku
A Short History of American Diplomacy
Mengikuti praktik awal Benjamin Franklin, perwakilan Amerika Serikat secara tradisional mengenakan pakaian bersahaja dan mengadopsi tata krama sederhana, yang berbeda dari praktik mencolok di pengadilan Eropa. Orang Amerika menganggap kebijakan ini sesuai untuk utusan dari republik muda yang telah menolak monarki. Thomas Jefferson khususnya menentang upacara yang tidak semestinya dan protokol yang kaku. Belakangan, dia menolak untuk mengakui perbedaan sosial formal pada makan malam yang diadakan di Gedung Putih selama masa kepresidenannya, terutama urutan prioritas, sebagai contoh tempat duduk dengan praktik rankca yang sangat mengganggu korps diplomatik asing.
Bahkan jika ideologi demokrasi negara baru itu tidak mengamanatkan kesederhanaan republik, gaji kecil yang dibayarkan kepada menteri Amerika akan menghasilkan efek yang sama. Pada tahun 1817, Presiden James Monroe, mantan Menteri Prancis dan mantan Menteri Luar Negeri, mengeluh kepada komite kongres tentang kegagalan negara itu untuk memberikan gaji dan tunjangan yang memadai bagi anggota Layanan Diplomatik. Monroe bersikeras bahwa diplomat Amerika harus mendapatkan akses ke lingkaran sosial terpenting sebelum mereka dapat melakukan pekerjaan mereka.
Buku ini juga mengisahkan sejarah politik luar negeri Amerika Serikat yang merupakan gambaran singkat tentang kecenderungan utama politik luar negeri Amerika Serikat dari Revolusi Amerika hingga saat ini. Tema utamanya adalah menjadi "Kerajaan Kebebasan", mempromosikan demokrasi, berkembang di seluruh benua, mendukung internasionalisme liberal, menentang Perang Dunia dan Perang Dingin, memerangi terorisme internasional, mengembangkan Dunia Ketiga, dan membangun ekonomi dunia yang kuat.
Tidak tersedia versi lain