Dahlan Iskan bukan ahli listrik tetapi wartawan yang entrepreneur media yang menjadi CEO PLN, dengan memakai logika dan common sense dalam menyelesaikan persoalan. Dengan gayanya yang mudah dimengerti ia menulis CEO Note bagi seluruh karyawannya untuk memberi motivasi
Buku ini mengisahkan tentang kemenangan semangat manusia tentang penghargaan atas kehidupan yang dikisahkan oleh seseorang yang menyelamatkan hidupnya dengan hatinya, pandangan hidupnya, rasa cintanya, agamanya, bukan sebagai seorang suci.
Dahlan Iskan sekarang menjabat Chairman/CEO Jawa Pos Group, sebuah jaringan media cerak terbesar di Indonesia. Di bawah grup yang dia pimpin itu kini telah terbit lebih dari 100 surat kabar harian di seluruh Indonesia. Diluar kesibukannya dalam memimpin bisnis grup Jawa Pos, Dahlan Iskan juga menjadi CEO Perusahaan Daerah Jatim PT.Panca Wira Usaha yang merupakan holding company dari sekitar 12 …
Sejak menjabat Menteri BUMN Dahlan Iskan terus merilis artikel yang berisikan ide, gagasan, dan pemikiran segar untuk membenahi BUMN yang dipadukan dari sisi seorang pejabat pemerintah dan pengusaha. Manufacturing Hope BUMN ala mantan Direktur Utama PLN ini sudah disiarkan secara terbuka di hampir seluruh media massa. Tetapi atas izin dan permohonan penulis, karyanya dapat dibukukan seperti sek…
Buku ini menguak sosok Dahlan Iskan yang mampu menjadi penggerak. Kepiawaiannya sebagai Mentri Negara yang mengurusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), membuatnya dicintai rakyat. Buku ini mengajak segenap masyarakat untuk berfikir, berharap dan bekerja.
Buku hati baru ini hanya berisi laporan pertanggungjawaban selama satu tahun Dahlan Iskan, dititipi hati baru dari Tiongkok, bagaimana beliau memperlakukannya, apa saja dosa yang dilakukan, menulis pada saat penerbangan dari Bangalore ke Singapura, saat berada di hutan Kaltim sambil menunggu lambatnya proyek PLTU.
Ini adalah sebuah kisah tentang kemenangan semangat manusia; tentang penghargaan atas kehidupan yang dikisahkan oleh seseorang yang menyelamatkan hidupnya dengan hatinya, pandangan hidupnya, rasa cintanya,agamanya, tidak sebagai seorang suci tetapi sebagai manusia biasa seperti kita semua dalam sisi harkatnya, dengan pahit dan manisnya kehidupan; kesedihan dan kegembiraan serta beragam bumbunya.