Obsesi dan ambisi Gajah Mada untuk membangun kebesaran Majapahit ternyata berbuah bencana. Rencana perkawinan Prabu Wuruk dan Dyah Pitaloka Citraresmi berujung pada peristiwa berdarah di lapangan Bubat karena Gajah Mada memaksa Sunda Galuh harus mau tunduk pada Majapahit dan Dyah Pitaloka dijadikan putrid persembahan. Atas nama harga diri kolektif, rombongan dari Sunda Galuh menolak tegas pemak…
Sejarah kebesaran Majapahit pada dasarnya identik dengan sepak terjang Mahapatih Gajah Mada, yang ia mulai sejak dikumandangkannya Sumpah Hamukti Palapa. Dari sumpah yang ketika dikumandangkan dilecehkan oleh beberapa pejabat Majapahit, Gajah Mada bekerja keras membangun kekuatan prajurit, terutama armada angkatan laut. Negara Majapahit pun kemudian berubah menjadi negara yang besar dan berwibawa.
Buku fiksi yang berjudul "Gajahmada", merupakan eksplorasi kesejarahan ini manggambarkan bahwa nama besar Majapahit bukan hanya tergabung karena luas wilayahnya, ketangguhan Gajahmada, pemerintahan Raden Wijaya, Atau Jayanegara.
Dengan pertimbangan amat strategis, Gajah Mada mengambil langkah penyelamatan terhadap kemungkinan bahaya keretakan yang mengancam negara pasca kematian Jayanegara. Intrik samara-samar perebutan kekuasaan yang dilakukan pendukung Raden Cakradara yang memperistri Sri Gitarja dan pendukung Raden Kudamerta yang memperistri Dyah Wiyat berhasil diatasi Gajah Mada dengan penyelesaian yang sangat bija…