Koleksi Elektronik
Rupiah Kuat, Bangsa Bermartabat
Penulis menghipotesa, masih ada masalah di luar hitung-hitungan economical yang menggelayuti ekonomi bangsa ini. Satu di antaranya, dan menurut pengusaha muda ini paling pokok, adalah memaknai arti penting rupiah. Kebanyakan masyarakat kita memaknai rupiah sebagai alat transaksi sesuai nilai intrinsik atau nominalnya saja. “Kita lupa, sesungguhnya pada rupiah terkandung nilai-nilai kejuangan dan nasionalisme. Rupiah lahir lewat sebuah proses perjuangan panjang para The Founding fathers, “ jelas Muhamad Idrus. Para pejuang dengan sekuat tenaga dan pikir berupaya menyingkirkan gulden dan mengenyahkan yen dari negeri ini. Mereka ingin melihat Rupiah dapat berkibar dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Penyakit ‘kejiwaan’ ini bertumbuh terus sejak pemerintah absen membangun kesadaran kepada masyarakatnya, bahwa rupiah harus menjadi salah satu lambang kedaulatan Negara. Lunturnya semangat nasionalisme dan kebangsaan ini, menjadikan sekelompok anak bangsa malah lebih doyan mengantongi dolar. Mereka bangga jika bertransaksi dengan menggunakan dolar. Dan yang lebih parah lagi, mereka menganggap dolar sebagai prestise atau gengsi. Mereka (secara pribadi atau kelompok) menjadikan dolar sebagai wujud aktualisasi diri yang membedakannya dengan diri atau kelompok lain. Penyakit ini kian kronis di saat para pejabat Negara – yang mestinya menjadi teladan – juga hobi mengantongi mata uang Negara lain ketimbang rupiah yang lahir dari kandungan bumi pertiwi. Lalu bagaimana ‘penyakit kronis’ ekonomi ini disembuhkan sehingga ibu Pertiwi bisa kembali tersenyum? Hanya ada satu kata: ‘Lawan’. Yakni, pemerintah harus memiliki political will yang kuat bagaimana menciptakan dan menumbuhkan rasa kebanggaan anak negeri terhadap rupiah. Pemerintah juga mesti berani independen, merdeka atas putusan dan kebijakannya, tanpa tekanan dan pengaruh asing. Dengan begitu, penulis, dan juga kita semua, dapat menikmati masa dimana rupiah kuat, dan bangsa pun bermartabat.
Tidak tersedia versi lain