Tak ada yang lebih menyakitkan dalam jatuh cinta kecuali kata hampir. Aku hampir merasa kau yang selama ini kucari. Kau hampir membuatku berhenti berlari. Meski pada akhirnya, kita berdua hanya sebatas hampir;hampir seperti sepasang kekasih. I almost had you,uou almost love me.
Buku ini berisi tentang puisi dan cerita pendek yang ke 55 karya Anwar Arifin AndiPate yang menggambarkan kehidupan beliau selaku pakar ilmu komunikasi, yang menempatkan juga ekspesi seni dan sastra sebagai salah satu bentuk pernyataan umum. Karya sastra ini dipadukandengan gaya jurnalistik, diterbitkan sebagai ekspesi bersyukur penulis kepada Tuhan yang maha esa dalam melakoni usia 70 tahun.
Azaleas is a big collection of poems. In customary practice, a book of poems might contain forty or perhaps fifty pieces. Azaleas tells story. Readers will have made something entirely new of Sowol and his work: a writer of the twenty-first-century literary world.
That is a very remarkable experience for readers who ussualy prefer to struggle with symbolic, structurally complex poems. While ordinary readers simply count it a blessing to find such deep inner stillness. Chonggi Mah is a poet profoundly imbued with a Christian spirit. His poems express compassion toward the world and love for humankind.
Kakawin Udayana adalah salah satu karya sastra Jawa Kuna yang bersumber pada teks India, Katha Sarit Sagara bagian IX sampai XIV (Tawney, 1880: 52-98). Namun demikian, banyak perbedaan di antara keduanya. Naskah Udayana yang ada saat ini berasal dari Bali, namun belum dapat dipastikan bahwa teks ini diciptakan di Bali karena naskah-naskahnya tidak mempunyai kolofon yang menyebutkan kapan dituli…
Kumpulan puisi ini adalah karya terakhir almarhum yang ia kirim lima jam sebelum wafat. Tusiran Suseno adalah penulis produktif dari kota Tanjungpinang dan hampir semua karyanya ia percayakan kepada Yayasan Panggung Melayu untuk diterbitkan, antara lain: Matahari di bawah laut (Novel), Pandan Berduri (Cerita Rakyat), Mutiara Karam (Novel), Mari Berpantun (tekhnik berpantun), 10.000 Pantun (Kump…
Buku ini berisi empat buah puisi panjang yang meresahkan perubahan budaya dan apresiasi masyarakat terhadap puisi. Tentu saja pada dasarnya kumpulan puisi dari Astar Siregar ini memadukan kontemplasi, keindahan sajak, dan kritik sosial. Penulis dilahirkan di Bagan Siapi-api pada tahun 1939. Pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan University of Wisconsin di Amer…
Fadli Zon banyak bertutur tentang alam, masa kecil, persentuhannya dengan dunia internasional dan tentunya peristiwa politik. Berisi sekitar 80an puisi yang dituliskan kembali ke dalam bahasa Inggeris setelah sebelumnya diterbitkan dalam bahasa Indonesia pada tahun 2010 dengan judul Mimpi-mimpi yang kupelihara: kumpulan puisi (1983-1991)
Kumpulan puisi dari Astar Siregar, tentang rekonsiliasi politik di tanah air. Di tulis dalam 2 bahasa, Indonesia dan Inggeris. Ibrahim Astar Siregar kelahiran Bagan Siapi-api, 15 Maret 1939 adalah pensiunan pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Karya-karya yang sudah diterbitkan meliputi: Nyanyian Kehidupan, Bertutur Aku dalam Balada, Permata Kehidupan, sajak-sajak lansia be…
Kumpulan puisi dari Edrida Pulungan ini tentang Indahnya menunggu, manisnya sebuah kesetiaan hingga penyatuan dua jiwa dipadukan dengan diksi yang menawan. Seperti Ballin Balassy yang menciptakan banyak kata pada seseorang bernama Anna. Edrida Pulungan pun telah menorehkan makna penantian, kesetiaan dan pernikahan dengan lembut dan sepenuh hati.
Moon Chung-hee’s lyrical poems represent poignant self-examination, evoking moments of bewilderment and hopeful resignation to the passage of time and the imprisoning conditions of her life. Her passionately rebellious languages makes her whimsical and tentative inquiry into the conditions of women taut with poetic tension.
It is hoped that the present volume gives some idea about modern Korean poetry in terms of subject matter, themes and modes of expression. The majority of the poems have been taken from among the most widely read and best-loved poems. The poems presented in the volume were chosen largely on the basis of the degree to wich individual poems rendered themselves to translation into the English lang…
Kim Kwang-Kyu wrote in a simple vocabulary with grammatically coherent language that included a humor that had not been present in contemporary Korean literature. He demonstrated that it was possible to write about social issues while remaining deeply personal, a concept that has had a profound influence on younger poets. The reader who comes to these poems is thus being invited to wake up from…
Ji-woo Hwang’s poems describe a life governed by the inescapable reality that all hell can break loose at any time, a reality that now permates our own culture. How, we might wonder, can we live like this? Hwang’s response, in a poem addressed to Charlie Chaplin. His poems continue to find readers in his newly democratic land, for they mix lyrical intensity with an acute political sensibili…
This first comprehensive anthology of modern Korean women’s poetry in English demonstrates the originality and variety of the twenty poets whose work is presented. Each poet is represented with a group of poems that reflects he poetic development, and most have written a brief statement expressing her reasons for writing poetry.