Batavia (Jakarta), catatan sejarah mengungkap bahwa perjalanan kota ini senentiasa diwarnai oleh dinamika kehidupan khas dan penuh cita rasa. Gabuangan antar budaya dari pemukim keturunan melayu/pribumi dan tionghoa peranakan yang telah hidup saling berdampingan selama berabad-abad merupakan kekhasan paling menonjol dari kota ini, terutama sekali sejak abad ke 16
Ketika anda misalnya sedang melintas di Menteng, Pluit, Bintaro, Kemang, Pondok Indah, Cempaka Putih, Rawamangun, Warung Buncit, Kebayoran dan Cengkareng, pernahkah terpikirkan mengapa tempat itu diberi nama demikian? Ternyata, semua tempat di Jakrta punya riwayat sendiri. Ada yang berasal dari nama pepohonan, binatang, orang, sawah, kebun, hutan, dan peristiwa. dulu merupakan "tempat jin buang…
Ensiklopepdia Jakarta ini disusun untuk membantu mereka yang ingin mengetahui Jakarta dari masa ke masa dengan lebih dekat lagi. Buku ini menggambarkan wajah Jakarta dengan informasi aneka ragam busana tradisional kebudayaan Betawi dan senjata tradisional Betawi.
Ensiklopepdia Jakarta ini disusun untuk membantu mereka yang ingin mengetahui Jakarta dari masa ke masa dengan lebih dekat lagi. Buku ini menggambarkan wajah Jakarta dengan informasi jakarta kini kota yang selalu berbenah.
Kenangan tentang Jakarta pada 1950-an mulai dari ingar-bingar revolusi kemerdekaan sampai tempat jajan dan musik-lagu serta gaya pesta remaja; penduduknya yang multietnis dan multiras hingga kegiatan olahraga dan kisah dokter Basri yang eksentrik; soal dekolonisasi dan barisan rakyat sampai soal tempat rekreasi, mode juga geng dan kenakalan remaja; kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya dan per…
Batavia 1740 menyisir sejarah jejak betawi yang pada akhir abad ke-19 melahirkan etnisnya sendiri. Kota itu bernama Batavia. Etnis dan budayanya disebut Betawi – Betawi pinggiran dan Betawi tengah. Buku ini menceritakan tempat, makanan dan budaya yang menjadi ciri khas Jakarta seperti hikayat rawa belong, asinan tiga zaman, cafe batavia, kali besar, cokek di Ji Lak Keng, kampung delman, Masji…
Buku ini ditulis Ridwan Saidi dalam sebuah proses pencarian terhadap identitas diri yang panjang. Identitas sebagai Betawi, identitas sebagai Melayu, dan identitas sebagai bangsa Indonesia. Buku ini berisi sejarah peradaban Melayu Betawi dan sejarah berdirinya kota Jakarta.
Buku ini berisi kumpulan tulisan tentang aneka tempat dan peristiwa yang pernah terjadi di Kota Tua dan sekitarnya di masa lalu. Kota Tua adalah tempat paling bersejarah di Jakarta berawal. Dalam kurun waktu setengah milenium, disanalah pelabuhan Sunda Kelapa bermetamorfosa menjadi Jayakarta, Batavia, dan akhirnya menjadi Jakarta.