Judul asli : Sukarno, A. Political Biography
Dalam konteks sejarah Indonesia, nama Dewi tercatat sebagai pelaku sejarah yang tidak bisa diabaikan peranannya dalam tiga periode. Pada masa Orde Lama, ia adalah orang yang paling dekat dan dipercaya Sukarno, termasuk untuk urusan politik yang sensitif. Pada kurun kekuasaan Orde Baru, ia hidup di luar negeri, tapi tetap menjalin kontak yang berpengaruh di dalam negeri sekaligus menjadi salah s…
Sukarno ialah salah satu tokoh yang paling spektakuler di antara para pemimpin antikolonial yang berjuang melewan penjajahan Eropa di Asia dan Afrika paruh pertama abad ke-20
Buku ini berisi pidato bung Karno, yang berisi lahirnya pancasila. Lahirnya pancasila menjadi pokok bahasan dalam buku ini beserta beberapa aturan dan presiden yang memuat mengenai persoalan-persoalan pemerintahan di Indonesia.
Empat puluh tahun sejak Sukarno meninggal, nama serta wajahnya tidak pernah benar-benar lumat terkubur. Kampanye puluhan tahun Orde Baru untuk membenamkannya justru hanya memperkuat kenangan orang akan kebesarannya. Sukarno tidak pernah berhenti menjadi ikon revolusi nasional Indonesia yang paling menonjol mungkin seperti Che Guervara bagi kuba. Dibanyak rumah, foto-fotonya kendali dalam kertas…
Siapakah Sukarno? Nasionalis? Islamis? Atau marxis? Buku ini menjawab pertanyaan itu dengan menyusuri kedatangan marxisme-leninisme di Indonesia dan pengaruhnya pada Sukarno, serta lebih jauh mengurai penyebarannya ke tokoh-tokoh kiri Indonesia lainnya yang ada pada awal sampai pertengahan abad ke-20. Termasuk menyingkap bagaimana pemikiran kiri Indonesia yang memainkan peran sejarah itu dihabi…
Pada pidato kepresidenan 17 Agustus 1965 itu Sukarno merumuskan apa yang ia sebut panca azimat atau rukun lima kemerdekaan Indonesia-tuturan yang mungkin tak banyak diingat atau dicermati terutama setelah hampir lima puluh tahun berselang. Panca azimat merupakan ide-ide yang digali dan diformulakan Bung Karno dari kehidupan bersama bangsa Indonesia pada masa prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan.
Pidato Presiden Soekarno dan Menteri Pertahanan/Keamanan Jenderal A.H. Nasution di depan para aparatur negara, pertemuan ini sangat perlu sekali untuk mendengar pesan dari P.J.M. Presiden/Panglima Tertinggi. Ada dua hal supaya menjadi perhatian, pertama adalah kembalinya kepada 45 yang artinya agar supaya semua petugas-petugas negara betul-betul dengan sistematis diindoktrinasikan faham-faham y…