Perpustakaan DPR RI

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Desa Swabina, Petani Merdeka: Pancasila sebagai landas pacu merdesa
Penanda Bagikan

Text

Desa Swabina, Petani Merdeka: Pancasila sebagai landas pacu merdesa

Francis Wahono - Nama Orang; Theresia Puspitawati - Nama Orang;

UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, berikut peraturan anak-cucunya, bagi kebanyakan desa di Indonesia, walaupun dapat dikatakan sudah lebih maju, setidaknya dalam pembagian keuangan dan inisiatif penguasa lokal, dibanding tahun-tahun sebelumnya, masih menyimpan kerapuhan. Yakni, akan selalu menyisakan persoalan fundamental, yang terkait dengan eksistensi petani kecil, nelayan kecil, dan masyarakat adat, serta perempuan dan generasi muda. Reforma agraria lebih luas dari redistribusi tanah, masih termangu dan hanya tersandera tambal sulam. Di Jepang (1946), Taiwan (1953), dan Korea Selatan (1950), reforma agraria relatif sudah tuntas. Atas fondasi itu, pembangunannya lebih maju dan menyejahterakan rakyatnya. Sebagai mandat dari UU No. 5/1960 tentang Pokok-pokok Agraria, reforma agraria adalah conditio sine qua non dari rakyat merdeka. UU tersebut merupakan pengejawantahan dari preambule UUD 1945 berikut kelima sila Pancasila, yang penjabarannya tertuang sebagai Pasal 33 Ayat (1-3). Jadi, hal itu merupakan diktum kemerdekaan semua warga negara Indonesia, sampai yang fakir dan miskin dipelihara oleh negara, yang butuh sarana penghidupan dijamin dengan pekerjaan layak, dan yang ada dalam bahaya dilindungi kehadiran negara. Semua membutuhkan keadilan agraria. Maka, segala bentuk monopoli, konsentrasi, estat, latifundium agraria, termasuk lumbung pangan dan energi ala MIFEE dan Kalimantan Tengah yang meniadakan petani, tidak dapat dibenarkan, baik oleh negara tanpa alasan terselenggaranya bonum commune, apalagi oleh swasta demi profit semata. Mengacu pada traktat A.V. Chayanov, Teori Ekonomi Keluarga Petani dan Teori Ekonomi Kooperasi, yang ditaruh dalam konteks insight “Rekonstruksi Desa” ala J.H. Boeke serta praktik sketsisnya di empat tempat di Indonesia, buku ini hendak menyampaikan pesannya.


Ketersediaan
#
Koleksi Umum - Perpustakaan DPR RI 330.12 WAH d
13203031
Tersedia
#
Koleksi Umum - Perpustakaan DPR RI 330.12 WAH d
13203029
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
330.12 WAH d
Penerbit
Jakarta : Penerbit Buku Kompas., 2024
Deskripsi Fisik
xxiv+240 hlm ; 23 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-623-160-478-1
Klasifikasi
330.12
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Ekonomi Pancasila
Petani
Desa
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Perpustakaan DPR RI
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?